Digital 5005

Jumat, 27 Januari 2012

LAPORAN SKAL SUNAN GUNUNG JATI


BAB I
PENDAHULUAN
1.1  LATAR BELAKANG MASALAH
Makam sunan Gunung Jati mempunyai gaya arsitektur yang unik yaitu perpaduan antara gaya Jawa, Arab, dan Cina. Hiasan dari keramik itu tidak hanya terdapat pada dinding makam, tetapi juga ada di sepanjang jalan menuju makam.selain itu, di makam sunan gunung jati juga terdapat 9 pintu makam yang tersusun bertingkat. Masing-masing tersebut mempunyai nama yang berbeda-beda. Tetapi pengunjung hanya boleh memasuki sampai pintu yang ke lima saja. Sebab pintu keenam sampai kesembilan hanya diperuntukkan bagi keturunan Sunan Gunung Jati sendiri.
Sedangkan dari segi keagamaan, Sunan Gunung Jati adalah putra dari Syarif Abdullah bin Nur Alam bin Jamaludi Akbar. Jamaludi Akbar adalah seorang mubaligh dan musafir besar dari Gujarat, India yang sangat di kenal sebagai Syekh Maulana Akbar bagi kaum Sufi di tanah air. Syekh Maulana Akbar adalah putra Ahmad Jalal Syah putra Abdullah Khan putra Abdul Malik putra Alwi putra Syekh Muhammad Shahib Mirbath, ulama besar di Hadramaut, Yaman yang silsilahnya sampai kepada Rasulullah melalui cucu beliau Imam Husain.
1.2  RUMUSAN MASALAH
Berangkat dari alasan dalam latar belakang di atas, maka kami mengadakan penelitian. Dalam penelitian ini kami mempunyai pertanyaan yang sangat menonjol yang perlu digali untuk mengetahui jawabannya. Adapun pertanyaan yang menjadi topik permasalahan dari rumusan masalah ini:
1.      Siapakah Sunan Gunung Jati?
2.      Bagaimanakah Sunan Gunung Jati menyebarkan islam di pulau jawa?
3.      Bagaimana makam Sunan Gunung Jati di tinjau dari aspek budaya?
4.      Bagaimana peranan para wali dalam menyebarkan agama Islam di Pulau Jawa,
5.       Sejauhmana peranan para wali dalam menyebarkan agama Islam di Pulau Jawa
1.3  SISTEMATIKA PENULISAN
Sistematika penulisan ini di harapkan akan memberikan kemudahan tentang permasalahan yang di sajikan dan di bahas dalam karya tulis ini. Adapun sistematikka penulisan karya tuli ini terdiri dari tiga bab, di mana masing-masing bab mempunyai sub-sub bab dengan pembahasan- pembahasannya. Sistematika yang di gunakan dalam penyusunan penelitian ini adalah sebagai berikut :
Bab 1: pada bab ini berisi pendahuluan, yang menguraikan masalah- masalah antara lain: latar belakang masalah, rumusan masalah, sistematika penulisan, pembahasan, tujuan penelitian.
Bab II:Pada bab ini berisi tentsang kajian teori yang mambahas tentang masalah-masalah yang meliputi:
Bab III: Pada bab ini adalah bab terakhir yang menyajikan kesimpulan dari hasil penelitian serta, saran-saran dan kesimpulan. Selain itu pada karya tulis ini juga dicantumkan daftar kepustakaan dan dan dilengkapi dengan tampilan-tampilan untuk menambah keakuratan isi dari karya tulis ini.
1.4  TUJUAN PENULISAN
1.      Untuk mengetahui bagaimana perjuangan Sunan Gunung Jati dalam menyebarkan agama islam di tanah jawa.
2.      Untuk mengetahui kebuyaan yang di tinggalkan oleh Sunan Gunung Jati.
3.      Untuk memperoleh pendidikan dan pengetahuan baru selain dari segi pelajaran sekolah.
4.      Untuk menambah wawasan tentang keunikan makam Sunan Gunung Jati.
                                     


BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Perjuangan Sunan Gunung Jati
Sering kali terjadi kerancuan antara nama Fatahillah dengan Syarif Hidayatullah yang bergelar Sunan Gunung Jati. Orang menganggap Fatahillah dan Syarif Hidayatullah adalah satu, tetapi yang benar adalah dua orang. Syarif Hidayatullah cucu Raja Pajajaran adalah seorang penyebar agama Islam di Jawa Barat.yang.kemudian.disebut.Sunan.Gunungjati. Sedang Fatahillah adalah seorang pemuda Pasai yang dikirim Sultan Trenggana membantu Sunan Gunungjati berperang.melawan.penjajah.Portugis.
Bukti bahwa Fatahillah bukan Sunan Gunungjati adalah makam dekat Sultan Gunungjati yang ada tulisan Tubagus Pasai Fathullah atau Fatahillah atau Faletehan menurut lidah orang Portugis. Syarif Hidayatullah dan ibunya Syarifah Muda’im datang di negeri Caruban Larang Jawa Barat pada tahun 1475 sesudah mampir dahulu di Gujarat dan Pasai untuk menambah pengalaman. Kedua orang itu disambut gembira oleh Pangeran Cakrabuana dan keluarganya. Syekh Datuk Kahfi sudah wafat, guru Pangeran Cakrabuana dan Syarifah Muda’im itu dimakamkan di Pasambangan. Dengan alasan agar selalu dekat dengan makam gurunya.Syarifah.Muda’im.minta.agar.diijinkan.tinggal.di.Pasambangan.atau.Gunungjati.
Syarifah Muda’im dan putranya yaitu Syarif Hidayatullah meneruskan usaha Syekh Datuk Kahfi membuka Pesantren Gunungjati. Sehingga kemudian dari Syarif Hidayatullah lebih dikenal dengan sebutan Sunan Gunungjati.
Tibalah saat yang ditentukan, Pangeran Cakrabuana menikahkan anaknya yaitu Nyi Pakungwati dengan Syarif Hidayatullah. Selanjutnya yaitu pada tahun 1479, karena usianya sudah lanjut Pangeran Cakrabuana menyerahkan kekuasaan Negeri Caruban kepada Syarif Hidayatullah dengan gelar Susuhunan artinya orang yang dijunjung tinggi. Disebutkan, pada tahun pertama pemerintahannya Syarif Hidayatullah berkunjung ke Pajajaran untuk mengunjungi kakeknya yaitu Prabu Siliwangi. Sang Prabu diajak masuk Islam kembali tapi tidak mau. Mesti Prabu Siliwangi tidak mau masuk Islam, dia tidak menghalangi cucunya menyiarkan agama Islam di wilayah Pajajaran. Syarif Hidayatullah kemudian melanjutkan perjalanan ke Serang. Penduduk Serang sudah ada yang masuk Islam dikarenakan.banyaknya.saudagar.dari.Arab.dan.Gujarat.yang.sering.singgah.ke.tempat.itu.Kedatangan.Syarif Hidayatullah disambut baik oleh adipati Banten. Bahkan Syarif Hidayatullah dijodohkan dengan putri Adipati Banten yang bernama Nyi Kawungten. Dari perkawinan inilah kemudian Syarif Hidayatullah di karuniai.orang.putra.yaitu Nyi Ratu Winaon dan Pangeran Sebakingking. Dalam menyebarkan agama islam di Tanah Jawa, Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunungjati tidak bekerja sendirian, beliau sering ikut bermusyawarah dengan anggota wali lainnya di Masjid Demak. Bahkan disebutkan beliau juga membantu berdrinya Masjid Demak. Dari pergaulannya dengan Sultan Demak dan para Wali lainnya ini akhirnya Syarif Hidayatullah mendirikan Kesultanan Pakungwati dan ia memproklamirkan diri sebagai Raja yang pertama dengan gelar Sultan.
Dengan berdirinya Kesultanan tersebut Cirebon tidak lagi mengirim upeti kepada Pajajaran yang biasanya disalurkan lewat Kadipaten Galuh. Tindakan ini dianggap sebagai pembangkangan oleh Raja Pajajaran. Raja Pajajaran tak peduli siapa yang berdiri di balik Kesultanan Cirebon itu maka dikirimkannya pasukan prajurit pilihan yang dipimpin oleh Ki Jagabaya. Tugas mereka adalah menangkap Syarif Hidayatullah yang dianggap lancang mengangkat diri sebagai raja tandingan Pajajaran. Tapi usaha ini tidak berhasil, Ki Jagabaya dan anak buahnya.malah.tidak.kembali.ke.Pajajaran,.mereka.masuk.Islam.dan.menjadi.pengikut.Syarif.Hidayayullah.
Dengan bergabungnya prajurit dan perwira pilihan ke Cirebon maka makin bertambah besarlah pengaruh Kesultanan Pakungwati. Daerah-daerah lain seperti : Surantaka, Japura, Wana Giri, Telaga dan lain-lain menyatakan diri menjadi wilayah Kasultanan Cirebon. Lebih-lebih dengan diperluasnya Pelabuhan Muara Jati, makin bertambah besarlah pengaruh Kasultanan Cirebon. Banyak pedagang besar dari negeri asing datang menjalin persahabatan. Diantaranya dari negeri Tiongkok. Salah seorang keluarga istana Cirebon kawin dengan Pembesar dari negeri Cina yang berkunjung ke Cirebon yaitu Ma Huan. Maka jalinan antara Cirebon.dan.negeri.Cina.makin.erat.
Bahkan Sunan Gunungjati pernah diundang ke negeri Cina dan kawin dengan putri Kaisar Cina yang bernama Putri Ong Tien. Kaisar Cina yang pada saat itu dari dinasti Ming juga beragama Islam. Dengan perkawinan itu sang Kaisar ingin menjalin erat hubungan baik antara Cirebon dan negeri Cina, hal ini ternyata menguntungkan bangsa Cina untuk dimanfaatkan dalam dunia perdagangan.
Sesudah kawin dengan Sunan Gunungjati, Putri Ong Tien di ganti namanya menjadi Nyi Ratu Rara Semanding. Kaisar ayah Putri Ong Tien ini membekali putranya dengan harta benda yang tidak sedikit, sebagian besar barang-barang peninggalan putri Ong Tien yang dibawa dari negeri Cina itu sampai sekarang masih ada dan tersimpan di tempat yang aman. Istana dan Masjid Cirebon kemudian dihiasi dan diperluas lagi dengan motif-motif hiasan dinding dari negeri Cina. Masjid Agung Sang Ciptarasa dibangun pada tahun 1480 atas prakarsa Nyi Ratu Pakungwati atau istri Sunan Gunungjati. Dari pembangunan masjid itu melibatkan banyak pihak, diantaranya Wali Songo dan.sejumlah tenaga ahli yang dikirim.oleh.Raden.Patah..Dalam.pembangunan.itu.Sunan.Kalijaga.mendapat.penghormatan.untuk.mendirikan.Soko.Tatal.sebagai.persatuan.umat.
Selesai membangun masjid, diserukan dengan membangun jalan-jalan raya yang menghubungkan Cirebon dengan daerah-daerah Kadipaten lainnya untuk memperluas pengembangan Islam di seluruh Tanah Pasundan. Prabu Siliwangi hanya bisa menahan diri atas perkembangan wilayah Cirebon yang semakin luas itu.Bahkan.wilayah.Pajajaran.sendiri.sudah.semakin.terhimpit.
Pada tahun 1511 Malaka diduduki oleh bangsa Portugis. Selanjutnya mereka ingin meluaskan kekuasaan ke Pulau Jawa. Pelabuhan Sunda Kelapa yang jadi incaran mereka untuk menancapkan kuku penjajahan. Demak Bintoro tahu bahaya besar yang mengancam kepulauan Nusantara. Oleh karena itu Raden Patah mengirim Adipati Unus atau Pangeran Sabrang Lor untuk menyerang Portugis di Malaka. Tapi usaha itu tak membuahkan hasil, persenjataan Portugis terlalu lengkap, dan mereka terlanjur mendirikan benteng yang kuat di.Malaka.
Ketika Adipati Unus kembali ke Jawa, seorang pejuang dari Pasai (Malaka) bernama Fatahillah ikut berlayar ke Pulau Jawa. Pasai sudah tidak aman lagi bagi mubaligh seperti Fatahillah karena itu beliau ingin menyebarkan agama Islam.di.Tanah.Jawa.
Raden Patah wafat pada tahun 1518, berkedudukannya digantikan oleh Adipati Unus atau Pangeran Sabrang Lor, baru saja beliau dinobatkan muncullah pemberontakanpemberontakan dari daerah pedalaman, didalam usaha memadamkan pemberontakan itu Pangeran Sabrang Lor meninggal dunia, gugur sebagai pejuang sahid. Pada tahun 1521 Sultan Demak di pegang oleh Raden Trenggana putra Raden Patah yang ketiga. Di dalam pemerintahan Sultan Trenggana.inilah.Fatahillah.diangkat.sebagai.Panglima.Perang.yang.akan.ditugaskan.mengusir.Portugis.di.Sunda.Kelapa.
Fatahillah yang pernah berpengalaman melawan Portugis di Malaka sekarang harus mengangkat senjata lagi. Dari Demak mula-mula pasukan yang dipimpinnya menuju Cirebon. Pasukan gabungan Demak Cirebon itu kemudian menuju Sunda Kelapa yang sudah dijarah Portugis atas bantuan Pajajaran.
Mengapa Pajajaran membantu Portugis ? Karena Pajajaran merasa iri dan dendam pada perkembangan wilayah Cirebon yang semakin luas, ketika Portugis menjanjikan bersedia membantu merebut wilayah Pajajaran yang dikuasaiCirebon,maka,Raja,Pajajaran,menyetujuinya.
Mengapa Pasukan gabungan Demak-Cirebon itu tidak dipimpin oleh Sunan Gunungjati ? Karena Sunan Gunungjati tahu dia harus berperang melawan kakeknya sendiri, maka diperintahkannya Fatahillah memimpin serbuan itu. Pengalaman adalah guru yang terbaik, dari pengalamannya bertempur di Malaka, tahulah Fatahillah titik-titik lemah tentara dan siasat Portugis. Itu sebabnya dia dapat memberi komando dengan tepat dan setiap serangan Demak-Cirebon,selalu,membawa,hasil,gemilang.
Akhirnya Portugis dan Pajajaran kalah, Portugis kembali ke Malaka, sedangkan Pajajaran cerai berai tak menentu arahnya. Selanjutnya Fatahillah ditugaskan mengamankan Banten dari gangguan para pemberontak yaitu sisa-sisa pasukan Pajajaran. Usaha ini tidak menemui kesulitan karena Fatahillah dibantu putra Sunan Gunungjati yang bernama Pangeran Sebakingking. Di kemudian hari Pangeran Sebakingking ini menjadi penguasa Banten dengan gelar,Pangeran,Hasanuddin.
Fatahillah kemudian diangkat segenap Adipati di Sunda Kelapa. Dan merubah nama Sunda Kelapa menjadi Jayakarta, karena Sunan Gunungjati selaku Sultan Cirebon telah memanggilnya untuk meluaskan daerah Cirebon agar Islam lebih merata di Jawa Barat. Berturut-turut Fatahillah dapat menaklukkan daerah TALAGA sebuah negara kecil yang dikuasai raja Budha bernama Prabu Pacukuman. Kemudian kerajaan Galuh yang hendak meneruskan kebesaran Pajajaran lama. Raja Galuh ini bernama Prabu Cakraningrat dengan senopatinya yang terkenal yaitu Aria Kiban. Tapi Galuh tak dapat membendung kekuatan Cirebon, akhirnya raja dan senopatinya tewas dalam peperanganitu.
Kemenangan demi kemenangan berhasil diraih Fatahillah. Akhirnya Sunan Gunungjati memanggil ulama dari Pasai itu ke Cirebon. Sunan Gunungjati menjodohkan Fatahillah dengan Ratu Wulung Ayu. Sementara kedudukan Fatahillah selaku Adipati Jayakarta kemudian diserahkan kepada Ki Bagus Angke. Ketika usia Sunan Gunungjati sudah semakin tua, beliau mengangkat putranya yaitu Pangeran Muhammad Arifin sebagai Sultan Cirebon ke dua dengan gelar Pangeran Pasara Pasarean. Fatahillah yang di Cirebon sering disebut Tubagus atau Kyai Bagus Pasai diangkat menjadi penasehat sang Sultan.
`Sunan Gunungjati lebih memusatkan diri pada penyiaran dakwah Islam di Gunungjati atau Pesantren Pasambangan. Namun lima tahun sejak pengangkatannya mendadak Pangeran Muhammad Arifin meninggal dunia mendahului ayahandanya. Kedudukan Sultan kemudian diberikan kepada Pangeran Sebakingking yang bergelar sultan Maulana Hasanuddin, dengan kedudukannya di Banten. Sedang Cirebon walaupun masih tetap digunakan sebagai kesultanan tapi Sultannya hanya bergelar Adipati. Yaitu Adipati Carbon I. Adpati Carbon I ini adalah menantu Fatahillah yang diangkat sebagai.Sultan.Cirebon.oleh.Sunan.Gunungjati.
Adapun nama aslinya Adipati Carbon adalah Aria Kamuning.
Sunan Gunungjati wafat pada tahun 1568, dalam usia 120 tahun. Bersama ibunya, dan pangeran Carkrabuasa beliau dimakamkan di gunung Sembung. Dua tahun kemudian wafat pula Kyai Bagus Pasai, Fatahillah dimakamkan
ditempat yang sama, makam kedua tokoh itu berdampingan

2.2 Bangunan Makam Sunan Gunung Jati Di tinjau Dari Segi Budaya
Bangunan Makam Sunan Gunung Jati memiliki gaya arsitektur yang unik, yaitu kombinasi gaya arsitektur Jawa, Arab, dan Cina. Arsitektur Jawa terdapat pada atap bangunan yang berbentuk limasan. Arsitektur Cina tampak pada disain interior dinding makam yang penuh dengan hiasan keramik dan porselin. Selain menempel pada dinding makam, benda-benda antik tersebut juga terpajang disepanjang jalan makam. Semua benda itu sudah berusia ratusan tahun, namun kondisinya masih terawat. Benda-benda tersebut dibawa oleh istri Sunan Gunung Jati, Nyi Mas Ratu Rara Sumandeng dari Cina sekitar abad ke-13 M. Sedangkan arsitektur Timur Tengah terletak pada hiasan kaligrafi yang terukir indah pada dinding dan bangunan makam itu.
Keunikan lainnya tampak pada adanya 9 pintu makam yang tersusun bertingkat . Masing-masing tersebut mempunyai nama yang berbeda-beda. Secara berurutan dapat di sebut sebagai berikut: pintu gapura, pintu krapyak, pintu pasujudan, pintu ratnakomala, pintu jinem, pintu rararoga, pintu kaca, pintu bacem, dan pintu teratai. Tetapi pengunjung hanya boleh memasuki sampai pintu yang ke lima saja. Sebab pintu keenam sampai kesembilan hanya diperuntukkan bagi keturunan Sunan Gunung Jati sendiri.
Kompleks makam ini juga dilengkapi dengan dua buah ruangan yang disebut dengan Balaimangu Majapahit dan Balaimangu Padjadjaran. Balaimangu Majapahit merupakan bangunan yang dibuat oleh kerajaan Majapahit untuk dihadiahkan kepada Sunan Gunung Jati sewaktu ia menikah dengan Nyi Mas Tepasari, putri dari salah seorang pembesar Majapahit yang bernama Ki Ageng Tepasan. Sedang kan balaimangu Padjadjaran merupakan bangunan yang dibuat oleh Prabu Siliwangi untuk dihadiahkan kepada Syarif Hidayatullah sewaktu ia di nobatkan sebagai Sultan Kesultanan Pakungwati (kesultanan yang merupakan cikal bakal berdirinya kesultanan Cirebon).
Selain terkenal dengan arsitektur bangunannya yang unik, obyek wisata ziarah makam Gunung Jati juga terkenal dengan berbagai macam ritualnya, yaiti ritual Grebeg Syawal, Grebeg Rayagung, dan pencucian jimat. Grebeg Syawal ialah tradisi tahunan yang di selenggarakan setiap hari ke 7 di bulan Syawal., untuk mengenang dan melestarikan tradisi Sultan Cirebon dan keluarganya yang berkunjung ke makam Sunan Gunung Jati setiap bulan itu. Sedangkan Grebeg Rayagung ialah kunjungan masyarakat setempat ke makam yang di adakan setiap hari raya Idul Adha. Selain itu, terdapat juga ritual tahunan pada hari ke 20 di bulan Ramadhan, tradisi itu di sebut “pencucian jimat” dan benda-benda pusaka (gamelan dan seperangkat alat pandai besi) yang merupakan benda peninggalan sunan Gunung Jati. Tradisi ini di lakanakan setelah shalat subuh bertujuan untuk memperingati Nuzulul Qur’an yang jatuh pada tanggal 17 Ramadhan.


BAB III
PENUTUP
3.1       KESIMPULAN
Dari penjelasan-penjelasan bab yang telah di terangkan dalam pembahasan diatas tentang arsitektur makam Sunan Ginung Jati dan riwayat hidup beliau maka kami
Dapat mengambil kesimpulan, antara lain sebagai berikut:
1.       Makam Sunan Gunung jati mempunyai keunikan yaitu pada arsitekturnya
Yang merupakan kombinasi dari gaya arsitekturr Jawa, Arab, dan Cina.
2.      Makam Sunan Gunung Jati memiliki 9 pintu masuk yang menambah keistimewaan makam sunan gunung jati.
3.      Sunan Gunung Jati masih merupakan keturunan nabi Muhammad S.A.W.
4.      Makam Sunan Gunung Jati yang berbeda dengan makam para wali lainnya.
3.2 SARAN
Ø      Saran untuk pihak madrasah :
1.  Sebaiknya mempersiapkan pelayanan wisata dengan sebaik-baiknya terutama dalam hal transportasi.
2.  Semoga karya ilmiah ini bisa bermanfaat bagi pembaca.
Ø      Saran untuk makam sunan gunung jati:
Mungkin akan lebih nyaman jika ketertiban disekitan makam lebih ditingkatkan agar para peziarah merasa lebih aman dan nyaman.
3.2            PENUTUP
Alhamdulillah berkat taufik dan hidayah-Nya kami dapat merampungkan karya ilmiyah ini dengan baik.
Tentunya makalah ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu, masukan berupa kritik dan saransangat kami harapkan untuk perbaikan makalah ini.
Terimakasih kami ucapkan kepada bapak ibu guru kami,teman-teman yang membantu kami untuk menyelesaikan karya ilmiah ini, dengan iringan do’a
Jazakumullah Ahsanal Jazaa, semoga karya ilmiah ini bisa bermanfaat, barokah dan mendapat ridlo-Nya. Amiin...
DAFTAR PUSTAKA
Rahimsyah,MB.2008. Kisah Walisanga Para Penyebar Islam Di Tanah Jawa. Surabaya: Mulia Jaya.
Tim Penyusun. 2010, Ilmu Sosial. Wikipedia Bahasa Indonesia, Ensiklopedia Bebas, (online), (http://www.Ilmu Sosial. Di akses 9 februari 2011).
Tim Penyusun. 2010, Sunan Kalijaga. Wikipedia Bahasa Indonesia, Ensiklopedia Bebas, (online), (http://www.Sunan Kalijaga, diakses 3 februari 2011).
Wahyudi,Asnan.dan Abu Khalid. Kisah Walisanga. Surabaya:Karya Ilmu.


C:\Users\acer\Documents\oOn\LAP. SKAL\SKJ\1283694220_102238749_1-Batu-Giok-Pusaka-Sunan-Gunung-Jati-Pulau-Jawa-1283694220.jpg    C:\Users\acer\Documents\oOn\LAP. SKAL\SKJ\244-800x450.jpg
       Pusaka Sunan Gunung Jati                        Piring Peninggalan Sunan Gunung Jati


C:\Users\acer\Documents\oOn\LAP. SKAL\SKJ\keraton-kasepuhan2.jpg    C:\Users\acer\Documents\oOn\LAP. SKAL\SKJ\images.jpg
       Keraton Kasepuhan Makam Sunan           Gunung Jati yang dihiasi keramik Cina
C:\Users\acer\Documents\oOn\LAP. SKAL\SKJ\Gunung Jati 3.jpg
       Hiasan keramik yang unik yang berada di sepanjang tembok makam

2 komentar:

  1. YA bisa membantu dalam mengerjakan tugas q, makasi ya

    BalasHapus
  2. YA bisa membantu dalam mengerjakan tugas q, makasi ya

    BalasHapus

Digital 5001