Digital 5005

Rabu, 11 Maret 2015

STRUKTUR dan FUNGSI JARINGAN TUMBUHAN

STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN TUMBUHAN

A. Jaringan Tumbuhan
Jaringan adalah seklompok sel yang mempunyai struktur dan fungsi yang sama dan terikat oleh bahan antar sel membentuk satu kesatuan.
Jaringan tumbuhan dibagi menjadi dua macam, yaitu jaringan meristem dan jaringan dewasa.

1. Jaringan Meristem
Jaringan meristem adalah jaringan sel yang penyusunnya bersifat embrional, artinya mampu terus-menerus membelah diri untuk menambah jumlah sel tubuh. Sel meristem biasanya merupakan sel muda dan belum mengalami diferensiasi dan spesialisasi. Ciri-ciri sel meristem misalnya berdinding tipis, banyak mengandung protoplasma, vakuola kecil, inti besar, dan plastisida belum matang. Bentuk sel meristem umumnya kesegala arah, seperti kubus.
Berdasarkan letaknya dalam tumbuhan, ada 3, yaitu meristem apikal, meristem lateral, dan meristem interkalar.

a.Jaringan Meristem Apikal
Jaringan meristem apikal adalah meristem yang terdapat pada ujung akar dan pada ujung batang. Meristem apikal selalu menghasilkan sel-sel untuk tumbuh memanjang. Pertumbuhan memanjang akibat aktivitas meristem apikal disebut pertumbuhan primer. Jaringan yang terbentuk dari meristem apikal disebut jaringan primer.

b.Jaringan Meristem Lateral
Jaringan meristem lateral atau meristem samping adalah meristem yang terletak diantara jaringan meristem primer dan jaringan dewasa. Meristem lateral disebut juga sebagai kambium. Kambium terbentuk dari dalam jaringan meristem yang telah ada pada akar dan batang dan membentuk jaringan sekunder pada bidang yang sejajar dengan akar dan batang.

c.Jaringan Meristem Interkalar
Jaringan meristem interkalar atau meristem antara adalah meristem yang menyebabkan pertumbuhan sekunder. Pertumbuhan sekunder adalah proses pertumbuhan yang menyebabkan bertambah besarnya akar dan batang tumbuhan. Contoh tumbuhan yang memiliki meristem interkalar adalah batang rumput-rumputan (Graminae).
Pertumbuhan sel meristem interkalar menyebabkan pemanjangan batang lebih cepat, sebelum tumbuhnya bunga.

d.Jaringan Meristem Promeristem
Jaringan promeristem adalah jaringan meristem yang telah ada pada saat tumbuhan masih dalam tingkat embrional. Promeristem merupakan jaringan yang terletak sebelum jaringan meristem, biasanya sudah tua.
Di sebut juga dengan tumbuhan berbiji tunggal atau monokotil dan berbiji ganda atau dikotil.
Promeristem terdiri dari pemula-pemula apeks bersama dengan sel derivatnya yang masih berdekatan dengan pemula. Daerah meristematik di bawahnya yang telah sebagian terdiferensiasi terdiri dari :
1. Protoderm yang menghasilkan epidermis.
2. Prokambium yang membentuk jaringan pembuluh primer.
3. Meristem dasar yang membentuk jaringan dasar seperti parenkim.

e.Jaringan Meristem Primer
Jaringan meristem primer adalah maristem yang berkembang dari sel Embrional. Meristem Primer berasal langsung dari jaringan Embrional dan merupakan dari kelanjutan dari perkembangan Embrio pada saat perkecambah. Meristem Primer terdapat pada pucuk batang dan ujung akar. Meristem Primer merupakan pertumbuhan primer pada tumbuhan. Pertumbuhan Primer menyebabkan pertambahan tinggi atau panjang pada batang dan akar.
Meristem Primer dapat dibedakan menjadi daerah 3 dengan tingkat perkembangan sel yang berbeda-beda. Pada ujung batang terdapat Meristem ujung. Di dekat meristem ujung terdapat promeristem dan daerah meristematik lain yang terdiri dari sekelompok sel yang telah mengalami deferensiasi sampai tingkat tertentu.
Daerah meristematik di belakang promeristem mempunyai 3 jaringan meristem yaitu :
1. Protoderma akan membentuk epidermis.
2. Prokambium akan membentuk jaringan ikatan pembuluh primer (xilem dan floem) serta kambium.
3. Meristem dasar akan membentuk jaringan dasar tumbuhan yang mengisi empulur dan korteks, seperti parenkim, kolenkim, dan sklerenkim.
Tumbuhan monokotil hanya memiliki jaringan sekunder. Jaringan sekunder di bentuk oleh meristem sekunder. Pada tumbuhan dikotil terdapat jaringan primer dan jaringan sekunder.

f.Jaringan Meristem Sekunder
Jaringan meristem sekunder adalah jaringan meristem yang berasal dari jaringan dewasa yaitu kambium dan kambium gabus. Pertumbuhan jaringan meristem sekunder disebut pertumbuhan sekunder. Kegiatan jaringan meristem menimbulkan pertambahan besar tubuh tumbuhan. Contohnya jaringan meristem sekunder yaitu kambium.
Kambium adalah lapisan sel-sel tumbuhan yang aktif membelah dan terdapat diantara xilem dan floem.
Aktivitas kambium menyebabkan pertumbuhan sekunder, sehingga batang tumbuhan menjadi besar. Ini terjadi pada tumbuhan dikotil dan Gymnospermae(tumbuhan berbiji terbuka).
Pertumbuhan kambium kearah luar akan membentuk kulit batang, sedangkan kearah dalam akan membentuk kayu. Pada masa pertumbuhan, pertumbuhan kambium kearah dalam lebih aktif dibandingkan pertumbuhan kambium kearah luar, sehingga menyebabkan kulit batang lebih tipis dibandingkan kayu.

2. Jaringan Dewasa
Jaringan dewasa atau jaringan permanan merupakan jaringan yang terbentuk dari diferensiasi dan spesialisasi sel-sel hasil pembelahan jaringan meristem. Diferensiasi adalah perubahan bentuk sel yang disesuaikan dengan fungsinya, sedangkan spesialisasi adalah pengkhususan sel untuk mendukung suatu fungsi tertentu. Jaringan dewasa umumnya sudah tidak mengalami pertumbuhan lagi atau sementara berhenti pertumbuhannya. Jaringan dewasa ini ada yang disebut sebagai jaringan permanen. Jaringan permanen adalah jaringan yang telah mengalami diferensiasi yang sifatnya tak dapat dibalik (Irreversible). Pada jaringan permanen sel-selnya tidak lagi mengalami pembelahan diri.

a.Epidermis
Istilah epidermis berasal dari bahasa Yunani, yaitu epi = diatas dan derma = kulit. Jaringan epidermis merupakan jaringan terluar tumbuhan yang menutupi seluruh tumbuh tumbuhan mulai dari akar, batang, hingga daun. Fungsi utama jaringan epidermis adalah melindungi jaringan yang ada di bawahnya. Jaringan epidermis dapat diidentifikasikan dengan jaringan epitel pada hewan. jaringan epidermis tersusun atas sel-sel berbentuk pipih yang tersusun rapat. Umumnya jaringan epidermis tersusun atas selapis sel, tetepi ada juga yang tersusun atas beberapa lapis sel.

1. Jaringan Epidermis Daun
Jaringan epidermis daun terdapat pada permukaan atas dan bawah daun. Jaringan tersebut tidak berklorofil, kecuali pada sel penjaga (sel penutup) stomata. Pada permukaan atas daun terdapat penebalan dinding luar yang tersusun atas zat kutin (turunan senyawa lemak) yang dikenal sebagai kutikula, berfungsi sebagai penahan penguapan air (transpirasi), misalnya pada daun nangka. Selain itu, ada yang membentuk lapisan lilin untuk melindungi daun dari air, misalnya pada daun pisang dan daun keladi. Ada yang berbentuk bulu bulu halus di permukaan bawah sebagai alat pelindung, misalnya pada daun durian. Sekelompok sel epidermis membentuk stomata atau mulut daun. Stomata merupakan celah pada epidermis yang dibatasi oleh dua sel penutup atau sel penjaga melalui mulut daun ini terjadi pertukaran gas. Membuka dan menutupnya stomata bergantung pada kadar air di dalam sel.

2. Jaringan Epidermis Batang
Seperti halnya jaringan epidermis daun, jaringan epidermis batang ada yang mengalami modifikasi membentuk lapisan tebal yang dikenal sebagai kultikular, membentuk bulu sebagai pelindung.

3. Jaringan Epidermis Akar
Jaringan epidermis akar berfungsi sebagai pelindung dan tempat terjadinya difusi dan osmosis. Epidermis akar sebagian bermodifikasi membentuk tonjolan yang disebut rambut akar dan berfungsi untuk menyerap air

b.Jarimgan Parenkima
Jaringan parenkima sering dikatakan sebagai jaringan dasar. Jaringan ini terdapat mulai dari sebelah dalam epidermis hingga ke empulur. Sel-sel parenkim berdinding relatif tipis, fleksibel, dan mengandung selulosa, pectin, serta hemiselulosa, tetapi umumnya tidak mengandung lignin. Parenkima tersusun atas sel-sel bersegi banyak. Antara sel satu dengan sel yang lain terdapat ruang antarsel yang berisi gas.
Parenkima terdapat pada batang, akar dan daun, mengitari jaringan lainnya, misalnya pada xilem dan floem yang berperan penting dalam transportasi air dan zat-zat makanan.
Selain sebagai jaringan dasar, jaringan parenkim berfungsi sebagai jaringan penghasil dan penyimpan cadangan makanan. Contoh parenkim penghasil makanan adalah parenkima daun yang memiliki kloroplas dan dapat melakukan fotosintesis. Parenkima yang memiliki kloroplas disebut klorenkima. Hasil fotosintesis diangkut ke parenkima batang dan akar. Diparenkima batang atau akar, hasil-hasil fotosintesis disusun menjadi bahan organik lain yang lebih kompleks,misalnya tepung, protein, atau kemak. Parenkima batang dan akar pada beberapa tumbuhan berfungsi untuk menyimpan pati sebagai cadangan makanan, misalnya pada umbi jalar (Ipomoea batatas). Ada pula sel parenkima yang menyimpan cadangan makanannya pada kotiledon (daun lembaga biji), seperti pada kacang buncis (Phaseolus vulgaris).

c.Jaringan Gabus
Jaringan gabus atau periderma adalah jaringan pelindung yang di bentuk untuk menggantikan epidermis batang dan akar yang telah menebal akibat pertumbuhan sekunder. Jaringan gabus tampak jelas pada tumbuhan dikotil dan Gymnospermae.
Struktur jaringan gabus terdiri dari filogen (kambium gabus) yang akan membentuk feloem (gabus) kearah luar dan feloderma kearah dalam. Felogen dapat dihasilkan oleh epidermis, parenkima dibawah epidermis, kolenkima, perisikel, atau parenkima feloem, tergantung spesies tumbuhannya. Pada penampang memanjang, sel-sel filogen berbentuk segi empat segi banyak dan bersifat meristematis. Sel-sel gabus dewasa berbentuk hamper prisma, mati, dan dinding selnya berlapis suberin, yaitu sejenis selulosa yang berlemak. Sel-sel feloderma menyerupai sel parenkima, berbentuk kotak, dan hidup
Jaringan gabus berfungsi sebagai pelindung tumbuhan dari kehilangan air. Pada tumbuhan gabus (Quercus suber), lapisan gabus dapat bernilai ekonomi, misalnya untuk penutup botol.

d.Jaringan Penguat
Jaringan penguat atau penunjang yang di sebut juga sebagai jaringan mekanik. Ada dua macam jaringan penguat yang menyusun tubuh tumbuhan, yaitu kolenkima dan sklerenkima . kolenkima mengandung protoplasma dan dindingnya tidak mengalami lignifikasi. Sklerenkima berbeda dari kolenkima, karena sklerenkima tidak mengandung protoplasma dan dindingnya mengalami penebalan dari zat lignin (lignifikasi).

1) Kolenkima
Sel kolenkima merupakan sel hidup dan mempunyai sifat mirip parekima.sel-selnya ada yang mengandung kloroplas. kolenkima umumnya terletak didekat permukaan dan dibawah epidermis pada batang, tangkai daun, tangkai bunga, dan ibu tulang daun. kolenkima jarang terdapat pada akar. Sel kolenkima biasanya memanjang sejajar dengan pusat organ tempat kolenkima itu terdapat.
Dinding sel kolenkima mengandung selulosa, pectin dan hemiselulosa. Dinding sel kolenkima mengalami penebalan yang tidak merata. Penebalan tersebut terjadi pada sudut-sudut sel, dan disebut kolenkima sudut.
Fungsi jaringan kolenkima adalah sebagai penyongkok pada bagian tubuh muda yang sedang tumbuh dan pada tumbuhan herbal.

2) Sklerenkima
Jaringan sklerenkima terdiri dari sel-sel mati dinding sel sklerenkima sangat tebal, kuat dan mengandung lignin(komponen utama kayu). Dinding sel mempunyai penebalan primer dan kemudian penebalan sekunder oleh zat lignin. Menurut bentuknya, sklerenkima dibagi menjadi dua, yaitu serabut sklerenkima yang berbentuk seperti benang panjang, dan sklereid (sel batu). Sklereid disebut juga sel batu karena dindingnya keras. Sklereid terdapat pada berkas pengangkut,diantara sel-sel parenkima, korteks batang, tangkai daun, akar, buah, dan biji. Pada biji, sklereid seringkali merupakan suatu lapisan yang turut menyusun kulit biji.

Fungsi sklerenkima adalah menguatkan bagian tubuh yang sudah dewasa. Sklerekima juga melindungi bagian-bagian lunak yang lebih dalam, seperti pada kulit biji jarak, buah kenari, dan tempurung kelapa.

e.Jaringan Pengangkut
Tumbuhan berpembuluh (Tracheophyta) memiliki jaringan khusus yang disebut jaringan vaskuler atau jaringan pembuluh. Jaringan tersebut berfungsi mengangakut air dan zat-zat makanan hasil fotosintesis keseluruh bagian tumbuhan sehingga jaringan pembuluh disebut jaringan pengangkut. Selain sebagai jaringan pengangkut, jaringan pembuluh berfungsi menyokong tumbuhan. Pada tumbuhan terdapat dua macam jaringan pengangkut, yaitu Xilem dan Floem.

1) Xilem
Xilem berfungsi menyalurkan air dan mineral dari akar ke daun. Elemen xilem terdiri dari unsur pembuluh, serabut xilem, dan parenkima xilem. Unsur pembuluh ada dua, yaitu pembuluh kayu (trakea) dan trakeid. Trakea dan Trakeid merupakan sel mati, tidak memiliki sitoplasma dan hanya tersisa dinding selnya. Sel-sel tersebut bersambung sehingga membentuk pembuluh kapiler yang berfungsi sebagai pengangkut air dan mineral. Oleh karena pembuluh kapiler terdiri dari beberapa pembuluh yang membentuk berkas, maka dikatakan sebagai berkas pembuluh. Diameter xilem bervariasi tergantung pada spesies tumbuhan, tetapi biasanya 20-700µm. dinding xilem mengalami penebalan zat lignin.
Trakea merupakan bagian yang terpenting pada xilem tumbuhan bunga. Trakea terdiri atas sel-sel berbentuk tabung yang berdinding tebal karena adanya lapisan selulosa sekunder dan di perkuat lignin sebagai bahan pengikat. Diameter trakea biasanya lebih besar dari pada diameter trakeid. Ujung selnya yang terbuka disebut perforasi atau lempeng perforasi. Trakea hanya terdapat pada Angiospermae (tumbuhan berbiji tertutup) kecuali anggota Gnetaceae (golongan melinjo).

Bagian trakeid dapat dibedakan dari trakea karena ukurannya lebih kecil, walaupun dinding selnya juga tebal dan berkayu. Rata-rata diameter trakeid ialah 30µm dan panjangnya beberapa milimeter. Trakeid terdapat pada semua tumbuhan Spermatophyta.

2) Floem
Floem berfungsi menyalurkan zat makanan hasil fotosintesis dari daun keseluruh bagian tumbuhan.
Pada umumnya elemen floem disusun oleh unsur-unsur tapis, sel pengiring, serabut floem, skelereid, dan parenkim floem. Unsur utama adalah pembuluh tapis dan parenkima floem. Parenkima floem berfungsi menyimpan cadangan makanan. Persebaran serabut floem sering kali sangat luas dan berfungsi untuk memberi sokongan pada tubuh tumbuhan.
Pembuluh tapis terdiri dari sel-sel berbentuk silindris dengan diameter 25µm dan panjang 100-500 µm. pembuluh tapis mempunyai sitoplasma tanpa inti. Dinding sel komponen pembuluh tapis tidak berlignin sehingga lebih tipis dibandingkan dengan trakea. Pembuluh tapis adalah pembuluh angkutan yang utama pada jaringan floem. pembuluh ini bersambungan dan meluas dari pangkal sampai pada ujung tumbuhan.

Macam-macam Jaringan Dewasa Tumbuhan
No Nama Jaringan Letak Sifat Jaringan Macam sel Fungsi
1. Epidermis Permukaan tubuh tumbuhan Primer; hidup Banyak derivat epidermis antara lain stomata, trikoma Pelindung jaringan disebelah dalam
2. Parenkima Bagian dalam Primer; hidup Bentuk kebanyakan isodiametris, bersegi banyak Pengisi organ tubuh sebagai jaringan dasar
3. Floem Pada batang membentuk berkas disebelah luar xilem Primer dan sekunder; ada yang hidup dan mati Pembuluh tapis, sel pengiring, serabut floem, parenkim floem Pengangkut hasil fotosintesis
4. Xilem Pada batang memebentuk berkas di sebelah dalam floem Primer dan sekunder; mati Trakea (pembuluh kayu), trakeid, serabut xilem, parenkima floem Pengangkut air dan garam mineral
5, Kolenkima Lebih tepi dibandingkan sklerenkima, dibawah epidermis Primer; hidup Bentuk persegi banyak denagn penebalan dinding tidak merata Penguat organ yang masih mengalami perkembangan (muda)
6. Sklerenkima Lebih dalam dibandingkan kolenkima, dapat berada ditepi atau agak dalam pada organ Primer; dewasa, mati Bentuk serabut disebut serabut sklerenkima; bentuk pendek dan membulat disebut sklereida Pelindung organ muda dan tua
7. Gabus Permukaan tubuh tumbuhan Sekunder; sel felem dewasa mati; flogen dan feloderma hidup Terdiri dari feloem, felogen, feloderma Pengganti epidermis sebagai pelindung jaringan disebelah dalam

B. Organ pada tumbuhan
Berbagai jaringan pada tumbuhan membentuk sisitem jaringan dan beberapa sistem jaringan membentuk organ. Organ pokok pada tumbuhan yang bersifat vegetatif adalah akar, batang, dan daun. organ pada tumbuhan yang bersifat generatif adalah bunga.

1. Akar
Semua tumbuhan berpembuluh (vaskular) mempunyai akar. Akar merupakan tempat masuknya air dan mineral dari tanah menuju ke seluruh bagian tumbuhan. Akar juga berfungsi untuk melekatkan dan menopang tubuh tumbuhan agar kokoh. Pada beberapa tumbuhan, akar juga menjadi tempat menyimpan cadangan makanan, misalnya pada ketela pohon.
Pada tumbuhan yang sudah besar, agak sulit menentukan dengan tepat garis batas antara akar dan batang. Batas tersebut lebih mudah dibedakan pada waktu perkecambahan. Pada saat berkecambahan, akar selalu tumbuh kearah bawah dari kotiledonnya (lembaga), sedangkan batang selalu tumbuh ke atas.
Pertumbuhan akar dikontrol oleh aktivitas meristem apikal ujung akar. Meristem ini dilindungi oleh tudung akar yang berfungsi sebagai jaringan pelindung.
Pada tumbuhan tingkat tinggi, sisitem perakaran dapat dibedakan menjadi dua, yaitu akar serabut dan akar tunggang. Sistem akar serabut terdapat pada golongan tumbuhan monokotil, seperti padi, jagung, dan bambu. Sistem akar tunggang terdapat pada kelompok tumbuhan dikotil, seperti mangga, jambu, dan pepaya.
Akar berasal dari calon akar yang terdapat pada embrio atau lembaga dari biji. Calon akar yang tumbuh menjadi akar disebut akar primer. Akar dapat pula tumbuh akibat aktivitas kambium dan membentuk akar sekunder.

a. Struktur Morfologi Akar
Struktur luar akar terdiri dari batang akar, cabang akar, rambut akar, dan tudung akar. Bagian paling ujung dari akar adalah titik tumbuh yang dilindungi oleh tudung akar (kaliptra). Kaliptra dibentuk oleh kaliptrogen. Tudung akar tediri atas sel-sel parenkima yang berdinding tipis dan berbentuk kubus, penuh berisi protoplasma dan sedikit vakuola. Secara fisiologi kaliptra berfungsi sebagai penentu arah partumbuhan akar sesuai dengan pengaruh gaya garvitasi bumi. Di belakang kaliptra terdapat titik tumbuh, yakni sel-sel meristematis yang selalu membelah. Di belakang titik tumbuh terdapat daerah yang berisi sekumpulan sel-sel besar yang memanjang, yang disebut juga sebagai daerah pemanjang. Kemudian di belakangnya lagi terdapat sel-sel yang diferensiasi membentuk protoderma dan prokambium, atau disebut juga daerah diferensiasi. Didaerah ini terjadi perubahan bentuk sel-sel sesuai dengan fungsinya, termasuk terbentuknya rambut akar oleh sel-sel epidermis.

b. Struktur Anatomi Akar
secara anatomi, akar tersusun oleh empat lapisan jaringan pokok, yaitu epidermis, korteks, endodermis, dan silinder pusat (stele).

1) Epidermis
Epidermis akar berkembang dari protoderma. Sel epidermis akar terbentuk pipih tipis. Pada daerah dekat ujung akar, sel-sel epidermis ini termodifikasi menjadi rambut akar. Pada bagian yang termodifikasi menjadi rambut akar, lapisan kutikulanya sangat tipis. Hal itu sesuai dengan fungsinya sebagai penyerap air.

2) Korteks
Korteks merupakan daerah antara epidermis dengan silinder pusat. Korteks terdiri dari sel-sel parenkima yang tersusun melingkar. Pada beberapa tumbuhan air, sel-sel parenkima korteks tersusun teratur dan memiliki ruang-ruang udara; parenkima seperti ini disebut Aerenkima. Sel-sel korteks sering mengandung sklerenkima. Letak korteks pada akar lebih luar dari pada letak korteks pada batang.
Lapisan terluar korteks yang langsung berbatasan dengan epidermis dapat dideferensiasi menjadi Hypodermis yang dinding selnya mengandung suberin atau lignin yang disebut eksodermis. Eksodermis dapat terdiri dari selapis atau lebih, terdiri luar daripada letak korteks pada batang.

3) Endodermis
Lapisan terdalam dari korteks akar diferensiasi menjadi endodermis. Endodermis terdiri dari selapis sel-sel yang tebal, yang menandai batas korteks, pada jaringan endodermis muda terdapat penebalan dinding oleh zat suberin atau lignin mengelilingi dinding ideal. Penebalan tersebut membentuk rangkaian berbentuk pita. penebalan seperti pita ini disebut pita Caspari penebalan ini bermual dari penebalan yang berupa titik atau disebut titik kaspari pita kaspari. Pita kaspari mencegah air masuk melintasi dinding sel. Untuk masuk ke silinder pusat, air melalui endodermis yang dindingnya tidak menebal, yang disebut sel penerus air. Endodermis yang berhadapan dengan xilem membentuk penebalan pita. Ini berarti endodermis berperan mengatur lalu lintas zat kedalam pembuluh akar.

4) Silinder Pusat (Stele)
Stele terletak di sebelah dalam lapisan endodermis. Stele pada akar tersusun oleh jaringan-jaringan pengangkut Xilem, floem, dan perisikel. Perisikel terdiri dari bertipe parenkima yang berada diantara endodermis dan jaringan pembuluh. Perisikel berkembang dari prokambium. Cambium dan jari-jari empelur dibentuk dari perisikel.
Pada tumbuhan monokotil. Xilem primer terletak berselang-seling dengan floem primer, dengan letak Xilem lebih ke dalam dari floem, sedangkan pada tumbuhan dikotil xilem letaknya dipusat akar dan berbentuk seperti bintang.
Struktur akar tumbuhan monokotil dan tumbuhan dikotil berbeda. Untuk mengetahui perbedaan akar monokotil dan dikoil ;

Perbedaan Antara Akar Tumbuhan Monokotil dan Dikotil
Hal Monokotil Dikotil
Sistem perakaran Serabut (horison) Tunggang (vertikal)
Sistem anatomi • Batas antara ujung akar dengan kalipta jelas
• Perisikel terdiri dari beberapa lapisan sel berdinding tebal
• Letak berkas pengangkut antara xilem dan floem pada akar tua tetap berselang-seling
• Mempunyai empelur yang luas pada pusat akar
• Perisikel hanya membentuk cabang akar
• Tidak mempunyai kambium
• Mempunyai lengan protoxilem • Batas antara ujung akar tidak jelas
• Perisikel terdiri dari lapis sel berdinding tebal
• Letak berkas pengangkut pada akar sekunder bersifat kolateral, xilem di dalam dan floem diluar
• Mempunyai empelur sempit atau tidak mempunyai empelur pada pusat akar
• Perisikel membentuk cabang akar dan meristem sekunder seperti kambium dan kambium gabus
• Kambium tampak seperti meristem sekunder
• Jumlah lengan protoxilem antara 2 (diark) sampai 6 (heksark), jarang lebih

2. Batang
Batang merupakan bagian tumbuhan yang berada dipermukaan tanah. Batang berfungsi sebagai tempat duduk daun, sarana lintasan air, mineral, dan makanan antarbagian tumbuhan, yaitu antarakar, batang, dan daun. Batang disebut juga sebagai bagian penghasil alat-alat lateral. Selama fase vegetatif atau pertumbuhan, alat lateral yang dihasilkan adalah daun dan tunas, sedangkan selama fase reproduksi alat lateral yang dihasilkan adalah bunga. Bagian dari ujung batang dan daunnya disebut kuncup terminal, sedangkan kuncup ketiak disebut kucup aksilar.
Pada tumbuhan Angiospermae ada 3 tipe batang, yaitu tipe rumput (kalamus), tipe lunak berair (herba dan terna), dan tipe berkayu.
Tumbuhan yang berkayu umumnya berbatang keras, tebal, dan panjang. Permukaan batang yang tua umumnya kasar, dan terdapat lentisel pada tempat-tempat tertentu. Lentisel berfungsi sebagai tempat keluar masuknya gas pada tumbuhan.
Batang tumbuhan herba umumnya lunak, hijau karena berklorofil, jaringan kayunya sedikit atau tidak ada, ukuran batas kecil dan pendek. Bagian luar batang berupa lapisan epidermis yang berdinding tipis dan terdapat stomata. Contohnya bayam, kacang, dan jagung.

a. Struktur Anatomi Batang
Pada ujung batang yang sedang tumbuh, tepatnya di belakang titik tumbuh, terbentuk jaringan primer. Dari luar kedalam, jaringan primer terdiri atas :
1. Protoderma, merupakan bagian luar yang akan membentuk epidermis.
2. Prokambium, terletak di bagian tengah, sel-selnya lebih panjang. Jaringan ini akan membentuk jaringan pembuluh xilem dan floem serta kambium vascular (kambium yang terletak diantara xilem dan floem).
3. Meristem Dasar, merupakan jaringan yang akan membentuk empulur dan korteks.

Semua tumbuhan memiliki struktur primer, yaitu struktur jaringan yang terbentuk pada awal pertumbuhan batang pada ujung batang. Akan tetapi hanya tumbuhan dikotil yang memiliki kambium sehingga dapat terjadi pertumbuhan sekunder yang menyebabkan dikotil memiliki struktur sekunder.

b. Struktur Primer Batang
Berikut ini adalah struktur primer batang monokotil dan dikotil.

1. Struktur Primer Batang
Struktur primer batang monokotil terdiri dari epidermis pada bagian luar dan pada bagian dalam terdiri atas bagian pembuluh, empulur, dan sklerenkima. Ikatan pembuluh pada struktur primer batang monokotil tersebar acak hingga ke empulur, sehingga korteks dan silinder tidak tampak.

2. Struktur primer Batang dikotil
Struktur primer batang dikotil dibangun oleh jaringan-jaringan primer sebagai berikut.
a. Epidermis, merupakan jaringan berbentuk sel-sel pipih yang berfungsi melindungi jaringan didalamnya. Dinding sel epidermis tebal dan dilapisi oleh kutin atau kutikula.
b. Korteks, merupakan jaringan yang terletak pada jaringan epidermis yang tersusun dari sel-sel parenkima yang berbentuk bulat, berdinding tipis, dan bervakuola besar. Fungsi utamanya adalah penyimpan cadangan makanan. Pada beberapa jenis tumbuhan dindingnya mengalami penebalan membentuk kolenkima dan sklerenkima, yang berfungsi memperkuat batang.
c. Stele atau Silinder Pusat, merupakan bagian terdalam dari batang. Lapisan terluar dari silinder pusat dibatasi oleh perisekel atau perikambium. Stele tersebut tersusun oleh, xilem primer, floem primer, kambium vascular dan empulur.
1. Floem primer, merupakan jaringan majemuk atau kompleks karena tersusun oleh beberapa macam sel yang mampu mengangkut zat organic hasil fotosintesis dari daun ke bagian lain dari tumbuhan. Pendukung utama fungsi pada floem adalah elemen floem yang berupa sel-sel pipa yang ujungnya mempunyai lapisan (saringan) sehingga disebut tapis, serabut floem kecil dan panjang dengan penebalan dinding oleh lignin dan pada sel yang tua tidak berprotoplasma.
2. Kambium vascular (kambium pembuluh), merupakan jaringan yang bersifat meristematis dan terbentuk dari prokambium. Kambium ini terletak antara jaringan Xilem dan floem. Pembelahan kearah luar dari sel kambium akan membentuk floem sekunder sedangkan kearah dalam akan membentuk xilem sekunder.
3. Xilem primer, merupakan jaringan kompleks, yang terbentuk pada pertumbuhan primer. Jaringan xilem primer merupakan jaringan kompleks karena tersusun oleh pembuluh xilem dan trakeid.
4. Empulur, merupakan bagian dalam dari batang yang tersusun oleh sel-sel parenkima sebagai tempat penyimpan makanan.



c. Struktur Sekunder Batang
berikut ini adalah macam-macam jaringan sekunder pada tumbuhan dikotil :
1. Floem sekunder, merupakan jaringan floem yang letaknya lebih dalam dari floem primer, yang dibentuk kambium kearah luar. Akibat terus terbentuknya jaringan floem sekunder menyebabkan tanaman dikotil terus membesar atau menggalami pertumbuhan sekunder.
2. Xilem sekunder, merupakan jaringan xilem yang dibentuk oleh jaringan kambium kearah dalam. Letek xilem sekunder lebih kearah luar dari pada letak xilem primer. Pertumbuhan jaringan xilem sekunder yang terus-menerus menyebebkan pembentukan jari-jari xilem semakin besar. Pertumbuhan jari-jari xilem tidak sama setiap tahun, hal ini tergantung pada curah hujan.

3. Daun .
Daun adalah tempat pembuatan makanan pada tumbuhan melalui fotosintesis. Daun merupakan bagian tumbuhan yang biasanya berbentuk lembaran pipih, berwana hijau. Namun, ada beberapa jenis daun yang berbentuk jarum seperti pada Pinus, atau seperti sisik misalnya pada kaktus.
Daun mempuyai beberapa fungsi:
a. Pembuatan makanan bagi tumbuhan melalui proses fotosintesis.
b. Pernapasan, daun mengambil karbondioksida dari udara dan melepas oksigen keudara
c. Penguapan.

a. Struktur Anatomi Daun
Dapat dibagi menjadi 3 sistem jaringan :
1. Kulit (Epidermis)
Terdiri atas selapis sel dengan dinding tebal berlapiskan katikula dan kadang-kadang Lignin, tidak berklorofil, terdapat dipermukaan bawah dan atas, serta berfungsi sebagai pelindung.
Epidermis daun juga dapat bermodifikasi menjadi Trikoma. Trikoma dapat berbentuk rambut, duri, gelembung atau tabung. Fungsi trikoma adalah untuk melindungi dan memantulkan radiasi cahaya matahari.

2. Jaringan Dasar (Perenkima)
Jaringan dasar atau mesofil terletak diantara ke dua epidermis, epidermis atas dan epidermis bawah. Mesofil merupakan daerah utama tempat fotosintesis. Pada kebanyakan daun dikotil, mesofil terdiferensiasi menjadi parenkima palisade (jaringan tiang) dan parenkima spons (jaringan bunga karang).
Bentuk-bentuk :
Perenkima Palisade Parenkima Spons
• Banyak kloroplas
• Rapat
• Memanjang
• Teratur • Sedikit Kloroplas
• Renggang
• Bercabang
• Tak teratur
3. Berkas Pengangkut
Berkas pengangkut daun merupakan bagian akhir dari xilem dan bagian awal dari floem. Berkas pemgangkut pada daun adalah epidermis, kolenkim, sklerenkima. Epidermis dapat berfungsi sebagai penguat pada daun sebab strukturnya padat, ada kutikula, dan dinding selnya mengalami penebalan. Kolenkim terdapat pada tulang daun dan tepi daun, dibawah epidermis dan pemanjangan selubung berkas pengangkutan. Sklerenkima terdapat pada tulang daun monokotil, graminal mesofil pada dikotil.

b. Struktur Morfologi Daun
Daun yang lengkap mempunyai bagian-bagian berupa pelepah daun (folius), tangkai daun (petiolus), dan helaian daun (lamina).
Daun dapat di kelompokan berdasarkan susunan atau struktur tertentu, yaitu :
1. Bentuk helaian daun
Berdasarkan bentuk helaian daun atau dilihat dari posisi relative bagian daun yang paling lebar:

a. Bagian terlebar ditengah helaian daun :
1. Bentuk bundar, misalnya Teratai (Nelumbium nelumbo)
2. Bentuk memaenjang, misalnya Srikaya (Annona squamoso)
3. Bentuk lanset, misalnya Kamboja ( Plumeria acuminate )

b.Bagian terlebar dibawah tengah-tengah daun :
1. Bentuk bulat telur, misalnya daun kembang sepatu ( Hibiscus rosa sinensis)
2. Bentuk segitiga, misalnya daun bunga pukul empat ( Mirabilis jalapa )
3. bentuk jantung, misalnya daun waru (Hibiscus tiliaceus)
4. Bentuk panah, misalnya daun eceng (Sagittaria sagittifolia)

c.Bagian yang terlebar diatas tengah daun:
1. Bentuk segitiga terbaik, misalnya daun semanggi (Marsilea crenata)
2. Bentuk bulat telur sungang, misalnya daun sawo kecik (Manilkara kauki)

d.Bagian daun sama lebar;
1. Bentuk garis, misalnya daun dari tumbuhan rumput-rumputan.
2. Bentuk pita, missal daun jagung (Zea mays)
3. Bentuk jarum, contohnya daun pinus (Pinus merkusi)

2. Bentuk ujung daun:
Dapat dibedakan manjadi:
a. Runcing; umumnya terdapat pada daun bentuk bulat panjang, lanset, atau segitiga, misalnya daun oleander (Nerium oleander)
b. Meruncing; contohnya ujung daun sirsak (Annona muricata)
c. Membulat; contohnya daun teratai besar (Nelumbian nelumbo)
d. Romping rata; contohnya ujung daun semanggi (Marsilea crenata)
e. Terbelah; contohnya ujung daun bayam (Amaranthus hybridus)
f. Berduri; contohnya daun nenas sebrang (Agave Sp.)
3. Tepi daun
Dapat dibedakan menjadi:
a. Rata; contohnya daun nangka (Artocarpus integra)
b. Bergerigi; contohnya daun lantana (Lantana camara)
c. Bergigi; contohnya daun beluntas (Piuchea indica)
d. Beringgit; contohnya daun cocor bebek (Kalanchoe pinnata)
e. Berombak; contohnya daun air mata pengantin (Antigonon leptopus)

Digital 5001